Kehancuran cinta yang membawa berkahah

Bookmark and Share

Rintik hujan terdengar berirama membawa ketentraman dalam jiwa, dimana siang hari itu sinar sang matahari seperti terhalang oleh pekatnya awan hitam, desir angin yang dingin meliung masuk melalui cela-cela kecil sebuah rumah yang sederhana.



Seorang wanita berjilbab dan memakai jaket tebal duduk disofa ruang tamu rumah sederhana itu, desir angin yang dingin tak sedikitpun ia hiraukan, begitu asyik kedua matanya yang sayu menatap Koran yang sedang ia baca, sesekali ia mengankat sebelah alisnya menandakan begitu serius ia membaca Koran pagi yang baru ia beli seolah ia berenang dalam barisan berita hangat yang sedang ia baca.


Setalah beberapa lama ketenangan dalam hembusan angin yang dingin menyelimuti suasana rumah yang sederhana itu, tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi.


BLARR….”"


Seorang gadis yang lebih muda darinya membanting pintu dengan keras sambil menangis tersedu-sedu berlari masuk kekamar yang ada di ruang tengah, seketika suasana yang penuh ketenangan dan kedamaian hancur bagaikan diterjang badai.
Dengan wajah penuh kebingungan perempuan yang ada di ruang tamu itu meletakkan Koran diatas meja kemudian berjalan menuju ruang tengah hendak menyusul kekamar seorang gadis yang sedang menagis tersedu-sedu yang tidak lain adalah adiknya sendiri.
Tanpa basa basi ia masuk kekamar ruang tengah itu, ia dekati adiknya yang sedang terlentang diatas tempat tidur sambil menangis tersedu-sedu, dengan ucapan penuh kasih sayang seorang kaka`, ia mencoba bertanya bermaksud untuk menenangkannya....


Kamu kenapa dek Ulfa…?? Kenapa kamu menangis…??


Kaka`….. hik…hik…hik..”"


Jawab-nya dengan tangis semakin meladak sembil memluk kaka`nya erat-erat, dengan penuh kasih sayang  sang kaka` mencoba menenangkan nya serta mengulangi pertanyaan nya sambil mengelus-elus rambut adiknya yang indah dan panjang bagaikan mahkota sang bidadari.


Kamu kenapa dek Ulfa…??   Apa yang membuat mu seperti ini…??


Aku putus dengan fiki…ka`….”" hik…hik…hik..”"


Jawabnya dengan suara yang terputus-putus, seraya tangisnya semakin meledak-ledak dan memeluk kaka`-nya semakin erat, sang kaka` hanya tersenyum mendengarkan jawaban adiknya.


Ooo… jadi Cuma itu masalahnya….??


Iya udah menkhianati aku ka`..!”


Mulutnya  mengisak dan matanya  menangis tiada henti..“


Terus kenapa adik menangis….?? seharusnya kamu tegar dan harusnya adik Ulfa ni…senang….”“


maksud kaka` apa ko` aku harus seneng aku sedih ka`…!”“


tahan emosi kamu dengerin kaka` dulu dong…..” didunia ini siapa yang paling kamu cintai jujur saja”“


aku memang masih mencintai pengkhianat itu ka`….!”“


Oooh, begitu…. jadi adik Ulfa… lebih mencintainya dari pada mencintai Allah dan  Rasulullah apakah adik Ulfa… juga tidak tiga kali mencintai ibu kita dari pada ayah kita ?”“
dan pernah kah adik menangis karna cinta kepada alloh…” pernah kah adik bersedih karna rindu pada rosululloh…” pernah kah orang yang adik cintai memberi kasih saying melebihi kasih sayang seorang ibu…”


Kata sang kaka` dengan tegas berusaha memberi pangertian pada adik kesayangannya.


maksud kaka`?”“


begini adikku yang manis….”"  Adik.. boleh mencintai yang lain selain Allah tapi jangan sampai adik terlena oleh cinta selain Alloh karna adik akan  di mabuk oleh  syahwat..yang sengaja setan hias sedemikian rupa!!!”“


lalu bagaimana cara Ulfa.. mencintai-Nya ka`…?? Aku selalu meninggalkan perintah-Nya dan menjalani larangan-Nya?”“


Jangan berputus asa adikku. Lebih baik mulai sekarang kau memakai jilbab, membatasi pergaulan dengan laki-laki, mengerjakkan solat baik fardu atau jika kau sanggup kerjakanlah yang sunnah jangan bolong-bolong ya….. nah jika adik lakukan itu semua  adik pasti bisa   mencintai Allah lebih dari segalanya…!”


perkataan kaka`-nya membuat dingin kepala dan menyejukkan hatinya. Membuatnya tersadar dari kehidupan yang selama ini membelenggunya.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar