Makalah Teknik Persemaian Kemiri (Aleurites moluccana Wild) dan Nyatoh (Palaquium obovatum Engl)

Bookmark and Share
1.1         Latar Belakang
          Kegiatan penanaman dalam rangka pembangunan kehutanan dengan jenis unggulan lokal sampai saat ini masih terbatas. Salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah pengadaan bibit dalam jumlah yang cukup dan dalam waktu yang diperlukan. Dari sumber benih yang ada saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan benih yang diperlukan terutama benih yang bermutu sesuai dengan yang dipersyaratkan.
          Keterbatasan tersebut menjadi salah satu alasan kuat untuk Persemaian Desa Kasimbar Selatan Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong berupaya memperoleh benih yang berkualitas, salah satunya adalah melalui Pembangunan Tegakan Benih Semai Kemiri (Aleurites moluccana Willd) dan Nyatoh (Palaquium obovatum Engl). Setelah pembangunan sumber benih, kegiatan yang harus dilakukan adalah pemeliharaan sumber benih. Pemeliharaan Tegakan Semai Kemiri (Aleurites moluccana Willd) dan Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) adalah hal yang mutlak dilakukan untuk meningkatkan kualitas, pertumbuhan tanaman Kemiri (Aleurites moluccana Willd) dan Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) dalam tegakan benih yang baru dibangun, serta untuk meningkatkan pertumbuhan pohon dan produksi benih ketika tegakan  Kemiri (Aleurites moluccana Willd) dan Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) telah dewasa. Dengan demikian, pemeliharaan harus dilakukan secara berkelanjutan dan tepat waktu (Greenway, 1997)
          Persemaian yang ada di Desa Kasimbar Selatan ini melakukan Teknik Persemaian Kemiri (Aleurites moluccana Willd) dengan perlakuan berbeda dengan Nyatoh (Palaquium obovatumEngl). Adapun Perlakuan semai Kemiri (Aleurites moluccana Willd), yang pertama dilakukan dengan cara pemisahan kulit dan biji, kemudian di masukan didalam tanah yang digali sesuai kebutuhan dan diatasnya ditutup dengan tanah untuk proses pembakaran, sehingga biji Kemiri (Aleurites moluccana Willd) terbuka, hal ini membantu proses perkecambahan lebih cepat setelah berkecambah siap dipindahkan di media yang sudah disiapakan untuk proses perbesaran sebelum dipindahkan di polybag.
          Pemeliharaan tanaman muda adalah kegiatan perawatan tanaman dengan cara menyiapkan dan membuat kondisi tempat tumbuh lebih baik agar tanaman muda mampu tumbuh secara optimal. Pemeliharaan sumber benih ditujukan untuk menciptakan ruang tumbuh yang optimal bagi tanaman di dalam sumber benih. Dengan demikian, maka semua tindakan pemeliharaan hendaknya merupakan usaha yang ditujukan untuk menciptkan kondisi lingkungan dan tempat tumbuh atau fakor luar secara optimal bagi produktifitas sumber benih berasal dari tanaman itu sendiri yang lebih cenderung ditentukan oleh sifat genetik.
Tanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd) adalah suatu tanaman yang berasal dari family Euphorbiceae. Kemiri pada mulanya berasal dari Hawaii kemudian tersebar sampai ke Polynesia Barat lalu ke Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, kemiri tersebar ke berbagai propinsi dan dapat tumbuh dengan baik. Kemudahan kemiri untuk tumbuh di berbagai tempat membuat produksi kemiri meningkat dari tahun ke tahun sehingga kemiri menjadi komoditas dalam negeri dan ekspor di Indonesia. Umumnya kemiri diekspor ke Singapura, Hongkong dan Eropa.
          Kemiri (Aleurites moluccana Willd) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pasar kemiri yang semakin terbuka sehubungan dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumsi kemiri, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, karena sifat hidupnya yang mudah dipelihara dan dapat tumbuh di semua areal termasuk lahan kritis, sehingga kemiri dapat dikembangkan sebagai upaya mengentaskan kemiskinan di daerah lahan kritis (Najiyanti, 1989).
          Ditinjau dari segi teknis budidaya, tanaman kemiri tidak hanya berguna sebagai tanaman industri saja, tetapi juga sebagai tanaman reboisasi untuk mencegah erosi dan mengatur tata air. Tanaman ini dapat juga menjadi tanaman pioner di lahan-lahan kritis dan lahan marginal, karena dapat menekan pertumbuhan alang-alang. Melihat daya guna tanaman kemiri tersebut, dapat dipastikan bahwa komoditi ini sangat berpeluang untuk dikembangkan. Dengan mengembangkan tanaman yang bernilai ekonomi cukup tinggi ini, diharapkan pendapatan petani di pedesaan dapat ditingkatkan.
          Nyatoh (Palaquium obovatumEngl) termasuk ke dalam famili Sapotaceae (Heyne, 1987). Jenis ini merupakan tumbuhan asli yang tersebar di seluruh Indonesia. Mengigat potensi dan kegunaan yang dimiliki, nyatoh sangat potensial untuk dikembangkan dan diperluas penanamannya serta dilestarikan keberadaannya. Dalam rangka menunjang keberhasilan penanaman nyatoh (Palaquium obovatum Engl), diperlukan penguasaan teknologi mengenai budidaya tanaman nyatoh (Palaquium obovatum Engl)  yang meliputi antara lain teknik penanganan benih dan pembibitannya.
1.2         Tujuan dan Kegunaan
          Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui, mempelajari, memahami dan melatih keterampilan khususnya mengenai teknik pembibitan/persemaian tanaman Kemiri (Aleurites moluccana Willd) dan tanaman Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) di  persemaian di Desa Kasimbar Selatan Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi moutong.
          Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan dijadikan sebagai bahan informasi dalam rangka kegiatan pembudidayaan  tanaman Kemiri (Aleurites moluccana Willd) dan tanaman Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) di  persemaian di Desa Kasimbar Selatan Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi moutong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1           Persemaian
Persemaian adalah suatu lokasi yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu selama periode waktu yang telah di tetapakan sehingga dapat menghasilkan bibit dalam bentuk anakan yang memenuhi persyaratan umur dan pertumbuhan sehingga cukup baik untuk di tanam.
Menurut Khaerudin (1994), pemilihan lokasi persemaian merupakan hal pokok pertama yang harus dipikirkan sebelum membuat suatu persemaian. Banyak faktor yang menunjang keberhasilan persemaian, mulai dari penggunaan benih, media, perawatan bibit, sarana dan prasarana penunjang serta sumber daya manusia yang terlatih. Adapun syarat-syarat dalam memilih lokasi persemaian sebagai berikut:
1.      Tanahnya cukup subur.
2.      Tersedia sumber air sepanjang tahun.
3.      Topografi datar dan tidak miring.
4.      Terdapat jaringan jalan angkutan yang menghubungkan lokasi persemaian dengan lokasi persemaian.
5.      Dekat dengan areal pertanian.
Kegiatan persemaian disebut juga dengan kegiatan produksi benih memilki tiga komponen yaitu benih atau tanaman, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi dan pengelolaan atau teknik budidaya. Tujuan dilakukan pembibitan/persemaian adalah upaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman (Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, 2002).



2.2        Benih
Benih adalah biji dari buah yang ditanam atau disemaikan. Sedangkan biji adalah alat reproduksi dari suatu pohon dan akan tersebar bila buah tersebut masak. Setiap biji mengandung embrio yang akan tumbuh menjadi pohon baru (Greenway, 1997). Benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman (biji, batang, daun, cabang dll) yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman. Benih sebaiknya diambil dari pohon induk dewasa. Benih yang sehat yaitu benih yang bebas dari penyakit atau hama dan sudah terbukti banyak menghasilkan buah, kayu atau daun sesuai dengan keinginan kita(Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, 1987).
2.3         Sumber Benih
Sumber benih dapat berupa individu pohon, tegakan alam, tanaman dan areal produksi benih atau kebun benih. Potensi sumber benih diindentifikasi pada fase perencanaan, dan pohon penghasil benih sering ditentukan pada saat pengumpulan benih dilakukan.
Benih yang baik (benih yang berdokumen) dapat diperoleh dari pengadaan benih yang terdaftar di Indonesia. Balai Pembenihan Tanaman Kehutanan (BPTH) dapat membantu mengidentifikasi pengadaan benih dari sumber terbaik dimasing-masing wilayahnya.
Adapun syrat-syarat benih bermutu tinggi menurut BPTH (2004) antara lain
1.      Benih yang daya kecambahnya tinggi.
2.      Benih yang bebas hama penyakit.
3.      Benih yang daya simpanannya lama (beberapa spesies menghasilkan benih yang sulit disimpan).
4.      Benih hasil silang.

2.4         Klasifikasi dan morfologi
2.4.1           Klasifikasi dan morfologi kemiri (Aleurites moluccana Willd) sebagai berikut:
Kingdom         :           Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Devisi              :           Spermatopytha (tumbuhan biji)
Subdevisi        :          Angiospermae (bebiji tertutup)
Kelas                :           Dicotyledoneae (berkeping dua)
Sub Kelas        :           Monochalammydeae
Ordo                :           Arshichlanmydae
Famili              :           Euphorbiaceae
Genus              :           Aleurites
Spesies            :           Aleurites molucana Willd
          Menurut para ahli botani, genus Aleurites termasuk kecil karena hanya memiliki enam spesies. Sampai saat ini hanya lima spesies yang telah di budidayakan dan dikembangkan dengan baik yaitu: Aleurites moluccana Willd, Aleurites trisperma Blanco, Aleurites fordii Hemsley, Aleurites montana Wilson, Aleurites cordata R.Br. (Suginingsi, 1989).
          Kemiri (muncang, kemiling) merupakan tanaman tahunan, pohonnya tinggi, besar, tingginya mencapai 10-40 meter, dengan diameter 110 cm. Daunnya tersusun berseling dan sering kali bergerombol hampir diujung ranting, panjang kira-kira 10 cm, bertangkai panjang. Lembaran daun berbentuk bundar telur melebar, berkuping 3,5 atau 7, berujung runcing, berpangkal bentuk jantung, berbulu tebal. Bunga berwarna putih kekuning-kuningan, buah berdaging, berdiameter 5-6 cm, berlekuk 3-4, berisi 1 biji (disebut buah jantan) 2 biji (buah betina), kadang-kadang 3 biji. Bijinya terbungkus oleh tempurung yang tebalnya 3-5 mm, berukuran besar, berbentuk runcing diujung, agak rata dipangkal, berbisul kasar. Biji yang telah tergeletak di tanah berwarna hitam. Bobot biji 10-14 g/butir, atau 1 kg berisi 80-90 butir dan mengandung minyak (Badan Pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti, 1995).
          Musim berbunga atau berbuah bagi pohon kemiri tergantung pada iklim setempat. Musim berbunga biasanya terjadi pada permulaan musim penghujan, sedangkan musim berbuah terjadi setelah 3-4 bulan dari tumbuhnya bunga atau pada akhir musim hujan. Dengan demikian, musim berbunga dan berbuah bagi tanaman kemiri berlainan untuk tiap daerah (Samudin, 1994).
2.4.2              Klasifikasi dan Morfologi Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) sebagai berikut :
Kingdom         :           Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Devisi              :           Spermatopytha (tumbuhan biji)
Sub devisi       :           Angiospermae (bebiji tertutup)
Kelas               :           Dicotyledoneae (berkeping dua)
Ordo                :           Ebenales
Famili              :           Sapotacea
Genus              :           Palaquium
Spesies            :           Palaquium obovatum Engl
Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) termasuk ke dalam famili Sapotaceae (heyne, 1987. Jenis ini merupakan tumbuhan asli yang tersebar di seluruh Indoneia. Jenis ini tumbuh pada tanh berawa dan sebagian pada tanah kering, dengan jenis tanah liat atau berpasir, di daerah banyak hujan pada ketinggian 20-500 meter di atas permukaan laut. Rata-rata tinggi pohonnya bisa mencapai 30-45 m, panjang batang bebas cabang 15-30 m, diameter 50-100 cm. Bentuk batang silindris, kadang-kadang berbanir 2-3 m. Kulit luar berwarna coklat, kelabu coklat, merah coklat atau merah tua sampai agak hitam (Iriano, 1996).


2.5         Syarat Tumbuh
2.5.1           Syarat Tumbuh Kemiri (Aleurites moluccana Wild)
          Tanaman kemiri cukup toleran terhadap berbagai tipe tanah dan iklim. Bahkan ditempat yang berpasir dengan unsur hara yang minimum, di tanah berbatu atau tebing, tanaman kemiri dapat tumbuh dengan baik, asalkan tidak bercadas. Hal ini disebabkan karena perkembangan akar kemiri bersifat progresif, dapat menarik dan menyerap air tanah serta unsur hara dalam lingkungan yang luas. Meskipun kemiri tidak banyak menuntut syarat lingkungan, tetapi pertumbuhannya akan maksimal jika ditanam dilokasi yang mempunyai lingkungan, seperti berikut ini:
a.       Iklim, tanaman kemiri akan tumbuh baik pada suhu 21-27°C. Pada suhu seperti itu proses pembungaan dan pembuahan tanaman akan berhasil lebih baik dibandingkan pada kisaran suhu yang lain. Dengan demikian akan memungkinkan tanaman berproduksi maksimal.
b.      Curah hujan, yaitu 1000-2400 mm dengan hari hujan 80-110 hari per tahun. Hari hujan terutama diperlukan pada saat tanaman masih berusia muda, tetapi tidak sampai air tergenang.
c.       Kelembaban, kelembaban rata-rata yang dibutuhkan tanaman kemiri adalah 75%.
d.      Tanah, tanah yang cocok untuk tanaman kemiri adalah tanah yang subur dan bertekstur gembur sehingga mudah ditembus oleh akar. Pada tanah padat, selain sukar ditembus oleh akar tanaman, juga mudah digenangi air sehingga tanaman mudah diserang penyakit cendawan. Jenis tanah yang sesuai untuk ini adalah tanah lempung berpasir atau lempung liat.
Pohon kemiri banyak dijumpai di daerah beriklim hujan tropis, dengan kondisi agak kering selama musim kemarau. Jenis ini tumbuh subur di daerah tropis yang lembap sampai ketinggian 1200 m di ataspermukaan laut. Di daerah yang berdekatan dengangaris khatulistiwa, kemiri dilaporkan dapat tumbuh pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut (Sutopo, 2002).
Di Indonesia, kemiri dapat dijumpai pada ketinggian 0–800 m pada areal yang berkonfigurasi datar hingga bergelombang (Direktorat Hutan Tanaman Industri 1990). Kemiri juga dikenal dapat beradaptasi dengan baik di daerah lereng, bahkan di lembah yang curam. Pohon kemiri tumbuh di daerah dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 640 sampai dengan 4290 mm atau rata-rata 1940 mm(Yuliarsana, 2004).
Suhu rata-rata tahunan untuk pertumbuhan kemiri berkisar antara 18 sampai dengan 28°C. Suhu maksimum pada bulan terpanas sekitar 26–30°C, sedangkan suhu minimum pada bulan terdingin sekitar 8–13°C. Di Indonesia, kemiri juga dapat tumbuh pada daerah yang kering dengan curah hujan tahunan hanya mencapai 200 mm seperti di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur dan bahkan di tempat yang basah seperti di Jawa Barat(Heyne, 1987)
Pohon kemiri dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, termasuk lempung merah, liat berbatu, pasir dan batu kapur. Pohon kemiri juga tidak memerlukan sistem drainase yang baik. Jenis ini bisa tumbuh pada tanah yang agak asam dan sedikit basa dengan pH 5–8. Pohon kemiri cukup toleran terhadap kekeringan dan bahkan dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur jika ditanam dengan baik pada kelembapan tanah yang cukup. Kemiri mampu berkembang di lingkungan yang lembap, menyukai cahaya dan tumbuh sebagai pohon pionir di tempat terbuka apabila curah hujannya sesuai.
2.5.2           Syarat Tumbuh Nyatoh (Palaquium obovatum Engl)
Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) termasuk kedalam famili sapotaceae (Heyne, 1987). Jenis ini merupakan tumbuhan asli yang tersebar di seluruh Indoneia. Jenis ini tumbuh pada tanh berawa dan sebagian pada tanah kering, dengan jenis tanah liat atau berpasir, di daerah banyak hujan pada ketinggian 20-500 meter di atas permukaan laut.

2.6         Manfaat
2.6.1           Manfaat Tumbuh Kemiri (Aleurites moluccana Willd)
            Hampir semua bagian dari pohon kemiri seperti daun, buah, kulit, kayu, akar, getah dan bunganya dapat dimanfaatkan, baik untuk obat-obatan tradisional, penerangan, bahan bangunan, bahan pewarna, bahan makanan, dekorasi maupun berbagai kegunaan lain (Heyne 1987). Kayu kemiri yang ringan, berserat halus dan berwarna putih digunakan untuk kayu bakar dan berpotensi sebagai bahan industri. Kulit batang daun bermanfaat sebagai ramuan pengobatan tradisional. Buah kemiri digunakan sebagai bumbu masak yang mengandung kadar gizi, energi dan kadar minyak yang sangat tinggi. Minyak kemiri yang dalam perdagangan internasional dikenal dengan istilah candlenut oil (terdapat dalam biji sebanyak 60%) dimanfaatkan dalam industri cat atau pernis, tekstil, farmasi dan kecantikan. Bagian tempurung atau cangkang kemiri dapat digunakan sebagai arang untuk bahan bakar, sedangkan ampas sisa pembuatan minyak kemiri dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan ternak (Paimin, 1997).
Daging kemiri diperoleh setelah pengupasan dari kulit biji (tempurung) yang keras. Pengupasan kulit biji dilakukan dengan memanaskan biji langsung di atas api kemudian direndam dalam air dingin atau langsung dibanting hingga pecah. Cara tradisional lainnya dapat dilakukan antara lain dengan penjemuran lalu ditumbuk, pemanasan dengan oven kemudian direndam semalaman dalam air dingin hingga biji akan pecah dengan sendirinya. Minyak kemiri yang dikenal dengan istilah candle nut oil termasuk golongan minyak yang mudah menguap (Ketaren, 1986).
Cangkang kemiri hasil kupasan dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan briket. Briket adalah sumber energi panas alternatif yang digunakan sebagai bahan bakar. Pembuatan briket dilakukan dengan menggunakan tepung kanji sebagai bahan perekat dengan perbandingan antara cangkang kemiri dan kanji adalah 80%:20%, kemudian dicetak dengan alat pencetak briket. Briket cangkang kemiri mempunyai nilai kalor yang tinggi. Menurut data Departemen Pertanian Indonesia tahun 2003, perkebunan kemiri di Indonesia mencapai 212.518 ha dengan produksi mencapai 89.155 ton (Saptoadi, dkk, 2007).         
          Namun demikian, pohon kemiri juga memiliki sifat beracun sehingga perlu kewaspadaan bila ingin menggunakan bagian-bagian pohon lainnya untuk tujuan pengobatan atau konsumsi. Di Pulau Jawa, kulit pohon kemiri dimanfaatkan sebagai obat diare (disentri). Di Jepang, bagian kulit kemiri digunakan untuk obat tumor. Adapun di Sumatera, biji kemiri digunakan untuk obat sembelit dengan cara ditumbuk dan dibakar dengan menggunakan arang, kemudian dioleskan ke sekitar pusar (perut). Di Malaysia, daun kemiri direbus dan dimanfaatkan sebagai obat untuk sakit kepala, demam, bisul, bengkak pada persendian dan kencing nanah. Di Hawai, bunga dan getah segar kemiri yang baru saja disadap digunakan untuk obat sariawan pada anak-anak. Selain itu, biji kemiri yang kering juga lazim digunakan sebagai bahan masakan di Indonesia dan Malaysia (Geovani, 2000)
2.6.2           Manfaat Tumbuh Nyatoh (Palaquium obovatum Engl)
          Kayu nyatoh umumnya baik untuk papan, bahkan beberapa jenis di antaranya dapat dipakai untuk tiang dan balok. Jenis ini dapat juga dipakai untuk papan lantai, panil, dinding pemisah dan alat rumah tangga.
2.7         Penyebaran
2.7.1           Penyebaran Kemiri (Aleurites moluccana Willd)
          Kemiri memiliki daerah penyebaran geografis yang luas. Jenis ini merupakan jenis asli Indo-Malaysia (termasuk Brunei, Kamboja, Cina, Kepulauan Cook, Fiji, Polinesia Perancis, Indonesia, Kiribati, Laos, Malaysia, Kepulauan Marshall, Myanmar, Kaledonia Baru, Pulau Norfolk, Papua Nugini, Filipina, Samoa, Kepulauan Solomon, Thailand, Tonga, Vanuatu dan Vietnam). Kemiri juga telah berhasil diintroduksikan di Antigua dan Barbuda, Bahama, Bangladesh, Barbados, Brasil, Kuba, Republik Dominika, Grenada, Guadeloupe, Haiti, India, Jamaika, Jepang, Kenya, Martinique, Montserrat, Antillen Belanda, Puerto Rico, Sri Lanka, St Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, Trinidad dan Tobago, Uganda, Amerika Serikat dan Virgin Islands (Amerika) (Elevitch dan Manner 2006).
2.7.2              Penyebaran Nyatoh (Palaquium obovatum Engl)
          Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) tersmasuk ke dalam famili Sapotacaea). Jenis ini merupakan asli tumbuh di seluruh Indonesia.  Nyatoh juga terdapat di Thailand, Semenanjung Malaysia, Philippines, USA, France, Spain, Italy, Serawak, German dan Netherland (Heyne, 1987).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1         Perencanaan
Perencanaan lokasi persemaian umumnya berada di dekat sumber media dan lokasi penanaman serta juga memiliki kemudahan akses untuk pengangkutan dan dapat menjamin pemeliharaan bibit dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Untuk persemaian di Desa Kasimbar Selatan, syarat yang utama dari pemilihan lokasi persemaian adalah berada pada di dekat pemukiman atau rumah yang memudahkan pelaksanaan kegiatan sehari-hari terutama dalam pemeliharaan bibit. Sedangkan luasan lokasi persemaian tergantung dari rencana jumlah bibit yang akan diproduksi dan rencana pengembangan persemaian di Desa Kasimbar Selatan tersebut. Ada beberapa persyaratan yang umum dalam perencanaan persemaian yang dilaksanakan oleh Persemaian di Desa Kasimbar Selatan antara lain:
a.       Letak lahan
Letak lahan yang dipergunakan Persemaian di Desa Kasimbar Selatan adalah dengan Lahan terpadu atau terpusat. Untuk kondisi lahan terpadu, perencanaan sistem pengairan dan pembagian unit lahan blok-blok produksi bibit relatif mudah. Adanya lahan terpadu juga memudahkan pemantaun persemain serta pengedalian hama dan penyakit.
b.      Dekat dengan sumber air.
Sumber air yang digunakan oleh Persemaian di Desa Kasimbar Selatan adalah air yang berada di drainase samping persemaian kemudian dipasangkan pipa lalu di airi kelokasi persemaian untuk memudahkan memasok kebutuhan air per-hari sesuai dengan jumlah bibit yang diproduksi.
c.       Luas lahan.
Secara umum, luas lahan Persemaian di Desa Kasimbar Selatanyaitu ± 1 hektar m2.
d.      Topografi datar dan tidak tergenang.
Topografi Persemaian di Desa Kasimbar Selatanadalah topografi datar dan tidak tergenang sehingga memudahkan penempatan bibit, misalnya : 1  bedeng ukuran 1 m x 3 m bisa mencapai kapasitas ratusan bibit yang berukuran polybag 10x15 cm.

4.2              Pelaksanaan Pembangunan Persemaian di Desa Kasimbar Selatan
4.2.1  Persiapan Lapangan
Persiapan lapangan Persemaian di Desa Kasimbar Selatan ini adalah kegiatan pembersihan dan perataan areal lokasi persemaian. Hal ini penting dilakukan agar persemaian dapat menampung bibit secara optimal dan memudahkan penyimpanan bibit dalam polibag. Dalam tahapan ini, sebaiknya juga diperhatikan drainase di lokasi persemaian, untuk mencegah agar di dalam areal bedengan tidak terjadi genangan air dari sisa penyiraman atau air hujan.
4.2.2     Pembuatan Naungan (Shaded area)
Naungan yang digunakan pada Persemaian ini adalah bahan-bahan alami yang berada di sekitar areal persemaian seperti daun kelapa dan daun enau.  Areal naungan merupakan kebutuhan utama dalam persemaian, yang memungkinkan bibit mendapatkan sinar matahari tetapi dengan intensitas sesuai yang dibutuhkan yang tergantung kepada jenis tanaman dan umur bibit.
4.2.3     Pembuatan Bedeng Tabur
Bedeng tabur atau biasa juga disebut bak kecambah adalah tempat yang dibuat untuk proses perkecambahan benih atau biji hingga siap sapih. Pembuatan Bedeng tabur pada Persemaian iniadalah dibuat di atas tanah seperti bedeng sapih dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan bagian pingirnya diperkuat dengan kayu.


4.2.4           Tempat  Pembuatan Media
            Tempat pembuatan media pada persemaian ini adalah tempat untuk proses mempersiapkan media dapat berupa bangunan terbuka atau langsung di areal terbuka. Persemaian di Desa Kasimbar Selatanmemilih tempat terbuka untuk media persemaian agar memudahkan pengolahan media, proses pengolahan media meliputi, pencampuran dengan beberapa media seperti tanah, pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan 3:1:1 bertujuan untuk menjaga kelababamamdan mensuplai nutrisi untuk pertumbuhan.Untuk Persemaian di Desa Kasimbar Selatan, tempat pengolahan media berfungsi untuk penampungan media tanah, pasir dan serbuk gergaji yang baru di ambil.
4.3         Pengisian Polybag
1.      Pemilihan polybag
Pemilihan polybag tergantung kepada umur bibit di persemaian. beberapa jenis polybag yang dapat digunakan sesuai dengan umur bibit, antara lain :
ü  Bibit dengan umur 3 bulan : dapat menggunakan polybag ukuran 8 x 12 cm dan berkualitas standar.
ü  Bibit dengan umur 47 bulan : Menggunakan polybag ukuran 10 x 12 cm atau 10 x 15 cm dan berkualitas baik.
ü  Bibit dengan umur 824 bulan : menggunakan polybag dengan ukuran 15 x 20 cm atau 15 x 25 cm
2.      Pengisian Media semai kedalam Polybag.
Pengisian polibag dengan media yang sudah disiapkan berupa campuran yang telah kering dan siap digunakan, dilakukan secara manual sampai polibag penuh (media sejajar dengan permukaan atas polibag).
4.4         Pengadaan Benih
Pengadaan benih adalah proses kegiatan mulai dari pengumpulan benih, ekstraksi benih, pengujian termasuk seleksi dan penyimpanan benih. Ekstraksi benih adalah proses memisahkan benih dari buah. Pemurnian benih adalah proses memisahkan benih dari benda ikutan atau kotoran yang terbawa selama pengumpulan benih. Seleksi benih adalah proses memisahkan benih yang berkualitas baik dari populasi benih yang telah dibersihkan dari kotoran (pemurnian benih).(Yuliarsana, 2004).
1.      Pengadaan benih Kemiri (Aleurites moluccana Wild).
Benih Kemiri (Aleurites moluccana Wild) yang digunakan pada Persemaian yang ada di Desa Kasimbar Selatan Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Motong adalah suatu benih yang berkualitas baik yang berasal dari berbagai daerah Kabupaten Parigi Moutong.
Ekstraksi biji kemiri dari buahnya dapat dilakukan dengan cara menekan atau mengocok biji dengan ringan; biji selanjutnya dicuci dan dikeringkan. Untuk buah yang masih segar, ekstraksi biji dapat dilakukan dengan cara membiarkan buah tersebut selama beberapa hari di tempat yang lembap sehingga kulit lembaganya yang tebal dan kasar mudah dilepas. Dalam 1 kg biji kemiri terdapat kurang lebih 100–120 biji yang sudah dikupas kulitnya. Kemampuan berkecambah umumnya sekitar 80% selama beberapa bulan. Untuk mempertahankan daya perkecambahan yang tinggi, biji yang kurang baik kualitasnya biasanya direndam di dalam air (Elevitch and Manner 2006).
ü   Penyimpanan dan Viabilitas Benih
Benih kemiri dapat disimpan selama beberapa bulan apabila dikeringkan dengan kadar air 10–12%. Benih kemiri yang dibiarkan di atas tanah (di bawah pohon) umumnya juga masih bertahan dan masih bias tumbuh (Elevitch and Manner 2006). Benih dapat tumbuh di tempat yang cukup naungan maupun di tempat terbuka dengan daya perkecambahan yang lebih cepat. Benih yang dikumpulkan dari tanah kemungkinan dapat terinfeksi oleh hama atau penyakit sehingga harus disimpan dalam wadah yang terpisah; tidak boleh disatukan dengan benih yang dikumpulkan langsung dari pohon.

2.      Pengadaan benih Nyatoh (Palaquium obovatum Engl).
Benih Nyatoh (Palaquium obovatum Engl) yang digunakan pada Persemaian di Desa Kasimbar Selatan Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong adalah suatu benih yang berkualitas baik yang berasala dari daerah Jawa dan sebagian sudah dalam bentuk bibit cabutan.

4.5         Pemeliharaan bibit
Kegiatan pemeliharaan bibit Persemaian ini terdiri dari kegiatan penyiraman, penyulaman, penyiangan dari rumput/gulma, pemberian pupuk tambahan, dan pemberantasan hama dan penyakit.
ü  Penyiraman
Penyiraman biasanya dilakukan dua kali yaitu pada pagi dan sore hari, namun frekwensi penyiraman dapat dikurangi pada musim hujan. Dan harus selalu diperhatikan agar media jangan sampai kekeringan atau terlalu basah karena keduanya dapat mengganggu kesehatan bibit
ü  Penyulaman
Penyulaman sangat dianjurkan untuk mengganti bibit tanaman yang mati. Penyulaman umumnya dilakukan 1 bulan setelah penanaman dan dilakukan pada waktu musim hujan.
ü  Pemupukan
Pemupukan diperlukan apabila ratarata pertumbuhan bibit atau penampilan pertumbuhan bibit kurang dari kondisi normal. Pertumbuhan bibit dapat dicirikan dari perubahan warna daun dan pertumbuhan batang. Penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan kekurangan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersebut.





4.6.     Penyemaian
Propagasi bibit kemiri dapat dilakukan dengan mudah menggunakan biji. Benih biasanya ditabur di persemaian dengan jarak tanam 5×5 m. Benih ditekan lembut ke dalam tanah, selanjutnya ditutup dengan lapisan daun kering atau rumput sampai setebal 3–10 cm. Rumput atau daun kering tersebut kemudian dibakar selama kurang lebih 3 menit. Segera setelah pembakaran dan selagi biji masihpanas, biji dilemparkan ke dalam air dingin sehingga cangkang bijinya yang keras mudah retak. Dengan perlakuan seperti ini, rata-rata perkecambahan meningkat lebih dari 85% untuk benih yang bagus. Perkecambahan biasanya terjadi sekitar 15–20 hari setelah penanaman. Benih yang tidak diberi perlakuan umumnya baru berkecambah setelah 38–150 hari ditanam di persemaian (Rosman dan Djauhariya 2006).






        



{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar