makalah solusi permasalahan pendidikan

Bookmark and Share



NAMA                  : RAHMAT HIDAYAT
STBK                      : L 131 08 121

SOLUSI PERMASLAHAN PENDIDIKAN
Mengenai masalah penddikan perhatian pemerintah kita masih sangat  minim atau di bawah kualitas gambaran tersebut mencerminkan  dari bergamnnya maslah penddikan   yang berada di sekarang ini makin rumit . di dalam kualitas siswa masih sangat rendah mengajar kurang provisional, dan biaya pendidikan yang mahal serta aturan undang undang yang sangat  kacau.  Dari dampak  pendidikan yang buruk itu, keterpurukan  ini dapat juga akibat  maslah kecil  dan rata rata alokasi anggaran yang baik di tingkat nasional, popinsi, maupun kota dan kabupaten. Masalah penyelenggraan wajib belajar Sembilan tahun masih menjadi suatu PR  besar  bagi kita. kenyataan k enyataan yang dapat dilihat dari banyaknya suatu daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang sangat memadai.
Kondisi ideal didalam suatu bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tinggkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak anak bangsa. Oleh karena itu, setidaknya sertiap orang memiliki suatu kesempatan untuk mengenyam suatu dunia pendidikan. Jika mencermati suatu masalah diatas, terjadi sebuah ketidak adilan antara si kaya dan si miskin. Seolah-olah sekolah hnya milik anak dari orang kaya sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk masuk sekolah.
Akan tetapi, pada kenyataan, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat didaerah yang sangat terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul suatu pertanyaan “Benarkah sekolah itu gratis…? Kalau pun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan,”
1.      Pendidikan merupakan salah satu halterpenting bagi suatu negara selain kesehatan, ekonomi, dan politik, maju tidaknya suatu negara bisa dilihat dari system pendidikan yang berlaku dan berlangsung dinegara tersebut.
Namun sayannya hingga kini masih terdapat  beberapa masalah  pendidikan Indonesia yang belum  bisa di pecahkann secara tuntas
Masalah masalah yang di hadapi  cdalam pelaksanaan menajemen  peningkatan mutu  pendidikan
            Masalah pertama,  sikap mental para pengelola  pendidikan , baik yang  memimpinn maupun yang di pimpin bergerak karena perintah  atasan, bukan karena rasa anggung jawab.  Sementara  itu pimpinan  sendiri  punya sikap  mental  yang negative  di mana  ia tidak  bbisa memberikan  kesempatan bagi bawahan berkarir dengan baik, bawahan haru mengikuti  pada  petunjuk  atasan, bawahan  yang selalu di curigai, bawahan yang tidak bisa  bekerja sesuai dengan carannya.
            Penilitian Usman  (1996) menyimpulkan  bahwa pelaksanaan  perkembanangan sekolah seutuhnnya (PSS) di Smk mengalami kegagalan karena kepalah sekolahnnya masih cenderung menampilKAN gaya kepemimpinan otoriter, hal ini  karena lemahnnya kemandirian sekolah akibat pembinanaan  pemrintah yang sangat  sentralistik,   birokraktik, formalistic, konformistik dan mekanistik, pebinanaan  yang demikian hal tidak memperdayakan  potensi sekolah, akibatnya setiap  herarki yagn berada  di bawah kekuasaan  bersikap masa bodoh, apastis diam supaya aman, menunggu  perintah tidak kreatif dan tidak inovatif, kurang bertanggung jawab, membuat  laporan asal  bapak senang dan takut mengambil resiko
            Masalah kedua dalam menajemen mutu pendidika  adalah tidak  adanya  tindak lanjut dari evolusi program. Hamper semua program di monitor dan   di evaluasi dengan baik, namun tindak lanjut  tidak di lasanakan , akibatnnya pelaksanaan pendidikan  selanjutnnya tidak di tandai oleh peningkatan  mutu.
            Masalah ketiga  adalah gaya kepemimpinana  yang tidak  mendukung, pada umumnya pimpinan  tidak menunjukan  pengakuan dan penghargaan  terhadap keberhasilan  kerja sifatnya, hal ini  menyebabkan  sifat bekerja tanpa  motivasi, gaya kepemimpinan  yang tidak mendukung akan  mengakibatkan kegagalan  pelaksanaan  menanjemen peningkatan mutu.
            Masalah keempat, adalah  kurangnya rasa memiliki pada para pelaaksana pendidikan, perancanaan strategi  yang kurangnya  di pahami para pelaksana, an komonikasi diologis yang kurang terbuka, prinsip melakukan  sesuatu secara  benar dari awal  belum  membudidaya pelaksana pada umumnya  akan membantu  suatu kegiatan , kalau sudah ada masalah  yang timbul. Hal ini merupakan  kendala  yang cukup  besar dalam peningkatan dan pengendalian mutu.
            Hal ini disebabkann jika para  warga sekolah  itu merasa  puas  terhadap pelayanan sekolah. Dalam MMT/PMT  keberhasilan  sekolah di ukur  dari tingkat kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal  ekolah di katakana berhasil  jika mampu memberikan  pelayanan sama atau melebihi harapan pelanggan

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar